Rosa segera bergegas ke kantor polisi dengan
menggunakan mobil. Tentu saja bukan rosa yang mengendarainya, ia bersama
supirnya ke sana. Orang tuanya tidak ada dirumah. mereka sedang sibuk dengan
pekerjaannya masing-masing. Ibunya lembur, dan ayahnya sedang keluar negeri. Di
perjalanan, rosa makin gemetar saja. Tak terasa, setetes air menetes dari
matanya... semakin lama semakin deras. Supirnya sudah tau kejadian ini,rosa
telah memberitahunya. Makanya dia tidak
berani untuk sekedar bertanya-tanya tentang kejadian ini. Sadar sebentar lagi
sampai, rosa segera menghapus air matanya.
Tiba dikantor polisi, rosa segera melaporkan semua
kejadian ini. Setelah diberitahu, mereka segera bergegas untuk mencari jo. Supir
rosa tetap tinggal di kantor polisi. Sebelum berangkat, mereka pergi dulu ke
rumah jo untuk menjemput ibu jo supaya mereka bisa mencarinya bersama-sama dan
juga agar ibu jo tidak terlalu cemas. Tiba di rumah jo, ternyata ibu jo sudah
sadar dan keadaannya juga sudah tidak lemas lagi.
Akhirnya mereka teruuss mencari dan mencari. Dari berbagai
sumber pun tetap tidak ada petunjuk. Akhirnya mereka untuk memutuskan mencari
jo besok pagi saja, karena saat itu sudah jam 1 malam. Saat ingin pulang,
tiba-tiba di jalan, rosa melihat sebuah rumah kecil yang kusam. Aneh... pikir
rosa. Setelahnya, rosa lalu melihat re sedang berada di depan rumah itu! “pak! Pak
polisi! Sepertinya itu re!” “mana??” “itu pak... itu!” mereka lalu langsung menyergap rumah itu. Re memang menjadi sasaran
utama dalam penyelidikan ini. Karena, dia yang membuat pesta itu kan.
Sesampainya disana, mereka lalu langsung menangkap re
dan karen. “loh? Loh? Apa-apaan ini?!” “maaf. Kalian akan kami bawa ke kantor
polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut!” re dan karen sudah sangat pasrah. Para polisi
yang lain lalu masuk, dan membebaskan jo. Mereka lalu membawa jo kedalam mobil
secepatnya. Tapi, karena tidak kuat jo pingsan tepat saat ingin masuk mobil...